Wah! menjawab pertanyaan ini lewat tulisan rasanya bisa amat-amat panjang :') Di tulisan saya sebelumnya, saya menuliskan kalau salah satu hal yang saya syukuri adalah kemampuan menemukan kebahagiaan di hal-hal sederhana. Mungkin karena saya sudah lebih dewasa tua, apa yang membuah saya bahagia bukanlah hal-hal yang grande, tapi saya gak mau menapikan satu kenyataan kalau saya masih sering bahagia karena hal-hal yang untuk bisa memilikinya, saya perlu punya uang.
Daftar dibawah ini juga sebetulnya bukan daftar konstan, membaca buku gak selamanya bikin saya happy, makan gak selamanya bikin saya happy, dan seterusnya. Ada kondisi dimana apapun yang saya lakukan, apapun yang saya beli ya ga bikin happy karena kondisi saya sedang gak baik. Tapi, kalau tetap diminta untuk menuliskan list tersebut, ini hal-hal yang bikin saya happy, hampir setiap waktu:
Menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga
Kadang kala waktu berkualitas adalah menghabiskan Sabtu tanpa melakukan hal produktif apapun di rumah, hanya nonton, pesan makan, tidur-tiduran depan TV.
Kadang menghabiskan waktu berkualitas adalah pergi ke lapangan yang jaraknya 10 menit naik motor dari rumah untuk menggelar kain dan membiarkan Rana main di rerumputan.
Kadang menghabiskan waktu berkualitas artinya pergi ke salah satu taman atau museum di Bandung.
Kadang menghabiskannya dalam perjalanan belasan jam di kereta dari Bandung ke Jombang.
Kadang dengan membaca buku sebelum tidur.
Kadang dengan makan enak bersama bertiga.
Kadang dengan mengajak keluarga besar lainnya main keluar rumah.
Sejak tahun ini, saya melepaskan beberapa kegiatan dan hanya menyisakan tiga hal sebagai prioritas agar saya tetap waras, salah satunya adalah keluarga. Sebelumnya saya sulit membuat batasan dan berujung sulit menemukan waktu berkualitas bersama keluarga, weekend juga jadi banyak capeknya aja, tapi sekarang, saya rasa saya dan pasangan saya sedang menabung banyak kenangan berharga bersama Rana, dan saya ingin tetap melakukan itu, karena itu membuat saya bahagia.
Buku
[Baca Buku, Review Buku, Jajan Buku, Baca buku bareng Rana, main ke toko Buku, main ke kafe buku, pinjem buku, minjemin buku, beliin buku buat temen, jualan buku preloved, beberes buku]
Partner saya tahu sekali satu hal yang bisa ia tawarkan ketika saya sedang bad mood. Menawarkan untuk pergi ke toko buku. Dia tahu benar kalau buku bisa mengangkat mood saya.
Saya suka sekali membaca, tapi agak susah juga mendeskripsikan apa yang bikin saya suka baca haha! kalau nemu buku bagus tuh rasanya saya bisa berjam-jam baca buku sampai gak tidur buat menamatkan baca buku, saking serunya. Efeknya sama kaya orang main game sebenernya hehe, suka lupa diri.
Saya gak baca buku dengan tujuan biar tambah pinter (kalau pun akhirnya iya bakal seneng banget sih), tapi most of the time saya suka banget baca karena baca buku bagus itu bener-bener bikin saya happy. Mungkin karena saya sesayang itu sama buku, akhirnya semua kegiatan apapun yang berkaitan sama buku bisa bikin saya happy.
Menulis
Saya bukan penulis.
Tapi saya suka sekali menulis. Menulis di blog, menulis di jurnal, menulis review buku di sosial media. Menulis jadi salah satu media bagi saya untuk mengekspresikan diri, mengenal diri, refleksi. Setelah menulis ada dua perasaan yang sering saya rasakan: bahagia dan lega.
Minum kopi
Saya suka banget kopi! saya hampir tiap hari ngopi dan kopi saya harus manis :').
Kalau dirumah, saya sering bikin kopi hitam pakai gula. Kalau beli kopi diluar, saya selalu memilih beli es kopi [bisa hitam atau kopi susu]. Mau panas mau hujan, saya pasti akan beli es kopi. Ngopi bikin saya happy. Baunya, rasanya, dan sugesti kalau saya akan lebih produktif menjalani hari setelah minum kopi tuh seringan terbuktinya buat saya.
Buat urusan kopi, saya gak rewel. Saya hampir tidak bisa membedakan kopi arabika dan robusta, saya gak tau secara spesifik bedanya kopi mahal dan kopi murah, saya cuma punya empat level rasa kopi versi saya sendiri. Kopi enak banget [ini pasti beli], kopi enak [pernah berhasil bikin sendiri pakai kopi kiriman teman, tapi kebanyakan beli juga], kopi biasa aja [kopi susu yang rasanya gak enak-enak banget tapi masih bisa diminum] dan kopi gak enak [karena ga ada gulanya]. Bahkan kopi ga enak pun bisa bikin happy sih, karena baunya tetap menyenangkan buat saya.
Melihat sinar matahari sore
Ada rasa bahagia aneh yang tidak bisa saya deskripsikan tiap saya melihat matahari sore. Saya menyadari ini ketika saya kerja di Jakarta beberapa tahun lalu, saya kita ini pertanda wajar karena kerja di ibukota susah sekali pulang ketika matahari belum terbenam. Namun sekarang, ketika saya bekerja dari rumah, saya seringkali melihat matahari sore masuk melalui jendela dan saya pasti mengambil waktu sejenak untuk melihat indahnya.
Sampai sekarang saya belum tahu pasti perasaan bahagia ini dari mana datangnya, apakah datang dari masa lalu, sore-sore main ketika kecil sampai dipanggil pulang untuk mandi, atau mungkin karena matahari sore mengingatkan saya kalau hari yang saya lewati sudah hampir usai! sebentar lagi bisa matikan laptop, As!
Entahlah, tapi matahari sore selalu membuat saya bahagia.
Makan!!
Standart 'makanan enak' versi saya tuh gak tinggi-tinggi banget :') literally semua makanan bisa jadi makanan enak buat saya, asal nasinya gak keras dan lauknya gak keasinan aja. Jadi saya hampir bisa makan makanan apa aja dan saya [hampir] selalu happy tiap habis makan. Mungkin saya ini masuk ke golongan manusia yang gak bisa mikir dan gak bisa tenang kalau perutnya gak keisi, kalau kerja ngantor, saya lebih sering cabut duluan setengah 12 buat makan biar bisa mikir, daripada dipaksain nunggu jam 12 tapi akhirnya gak produktif depan laptop karena kelaparan.
Hal-hal lainnya yang juga membuat saya bahagia:
- Jalan kaki
- Naik transportasi umum
- Masak
- Bangun pagi
- Melukis
- Merangkai bunga
- Pay Day
- Membersihkan rumah
- Punya tabungan :')
- Barefoot/ nyeker
--
Saya sedang ikutan Tantangan 30 hari menulis yang diinisiasi @readingsummary.
Kamu bisa ikutan juga loh dengan bergabung di grup telegramnya disini.