Songkhla Diary No.4
|
Thai traditional games : Mother Snake |
Saya sudah seminggu mulai magang jadi teacher assistance di Sebuah
Daycare. Rasanya aneh mengajar anak-anak dimana mereka tidak mengerti apa yang
kita ucapkan dan begitu pula sebaliknya. Tapi toh saya tida memegang materi
utama, tetap sebagai asisten, tugas saya tiap pagi adalah mengecek kesehatan
semua anak dan membantu menyiapkan materi dan media. Di hari pertama magang,
anak-anak hanya sekedarnya melihat saya, mungkin mereka pikir saya hanya sedang
melakukan observasi sehari lalu pergi, di hari berikutnya mereka mulai
menyadari kehadiran saya, beberapa bahkan mengajak saya mengobrol, dan saya
hanya bisa bengong karena tidak bisa menjawab pertanyaan mereka.
Guru di Carp Fish Group, kelas saya mengajar, adalah Acan Tip.
Sebenarnya ia tak begitu fasih bahasa Inggris, tapi mengerti beberapa bahasa
Inggris dasar dengan vocab seadanya, yang membantu adalah kemampuannya
berbahasa Melayu :) Jadi kami bisa saling mengerti saat merencanakan
pembelajaran di kelas.
|
Magang di TK memang paket komplit, bukan hanya dapat ilmu pedagogik tapi juga budaya lokal.
|
Di Hari berikutnya saya telah prepare dengan beberapa kata yang
pasti selalu digunakan di setiap PAUD di seluruh dunia, hanya bahasanya yang
berbeda. Kata-kata tersebut adalah warna :). Malamnya saya telah menghafal
beberapa warna dalam bahasa Thai. serta sebuah kalimat tanya 'ini warna apa'
dalam bahasa Thai. Saya coba bertanya kepada anak-anak tersebut dan mereka
mengerti :) menjawab, bahkan bertanya balik, kami mulai dekat semenjak saya
bisa basa-basi bertanya ini warna apa.
Semenjak itu saya jadi rajin menghafal beberapa kata, menanyakannya
kepada mereka, walaupun ketika mereka bertanya balik saya masih tak bisa
menjawab. Tapi anak-anak juga mengerti, biasanya ketika mereka minta tolong
kepada saya, mereka sertai dengan gerakan tangan dan bahasa tubuh yang ikut
bicara.
|
Ping |
Saya hanya berharap dalam dua minggu ini saya bisa belajar banyak
kata baru yang bisa saya gunakan dikelas. Pasti menyenangkan bisa mengobrol
dengan anak-anak yang super imut itu dengan bahasa yang saling dimengerti.
|
Habibi si Abang Cakep |
Ini Labschool Tale no.2, Habibi si Abang Cakep.
Abang ? yap He's the oldest. dan dia yang paling dewasa dan paling ngemong sama adek-adeknya yang lain, apalagi sama cewek.
Cakep ? Yap He's the handsome one, tapi yang lain juga ga kalah ganteng, malah ganteng semua kalau menurut saya anak - anak saya di Labschool. hehee
Habibi adalah murid pertama di Labschool kami, murid pertama yg serius maksudnya, karena ada yg lebih awal tapi masih kadang datang kadang ga. Bibi (biasa dia dipanggil) sudah menguasai baca tulis ketika perma amasuk, kami tinggal melatihnya agar lebih lancar, tulisannya juga sudah cukup rapi, kesimpulannya ia memang sudah siap masuk SD tahun depan.
Untuk tambahan agar ia memiliki kompetensi lebih dengan anak lain, kami mengajarkannya untuk menghapal kalamullah, Surat-surat pendek dan hapalan Hadis Rasul, sekarang hapalannya sudah sampai Al-Kafirun dan Haid menutup Aurat. memang jika kita ajarkan mereka sejak kecil jauh lebih mudah dibanding belajar di usia seperti saya :)
|
Aslam and his smile |
|
OK, belum cerita pasti nih, PG PAUD FKIP Universitas Bengkulu sekarang punya Lab, dan alhamdulillah muridnya udah 10, lumayan susah nyari murid kalo baru dibikin paudnya, dan cerita dari Lab bener2 bikin belajar banyak, ga kaya dikelas yg boring, belajar di lab langsung ngurusin anak-anak bikin saya merasakan apa yg orang bilang 'harus sabar klo jadi guru PAUD'.
Cerita pertama nih, dari anak paling imut di LAB, Aslam namanya, waktu pertama datang ke Lab, kata Mba Meri yg jaga tetap dia ga mau ditinggal orang tuanya, jadi ayah ibunya nunggu sampai pulang, terus sekarang berkurang ga sampai pulang, kalau datang ibunya harus nemenin seenggaknya 5 menit main bareng terus pergi diam-diam dan Aslam pasti nangis dulu sebelum akhirnya dia lupa dan mau main bareng.
Mungkin banyak yang nyangka Aslam manja, well saya juga merasa begitu. but it's fine he just 4 years old boy, butuh waktu untuk beadaptasi dengan kita gurunya yang berganti-ganti setiap hari juga dengan teman-temannya. Dia pintar bisa bermain dengan baik berbagai permainan yg disediakan di Lab, kreatif --pernah suatu saat saya jadwal jaga, dia mengajak saya membuat mobil sampah dari karpet sambung--, dia juga penyayang terhadap adik-adik dua tahun kholila dan Rafi, sayangnya dia masih belum bisa berkomunikasi dengan baik dengan teman sebaya dan yg lebih besar.
Pemalu mungkin kata yang cocok untuk mendeskripsikan Aslam, jika teman-temannya mengajak bermain, misalnya ayunan dan putaran, ia mau ikut dan bersatu dengan mereka, tapi ketika dia bermain dan saya minta memanggil teman-teman lainnya dia hanya berlari sampai tengah sambil berteriak memanggil teman-temannya lalu kembali lagi kearah saya, begitu terus menerus. tapi saya yakin sifat ini akan berubah seiring waktu. Yeah, saya dan teman akan berusaha agar dia bisa bermain dengan yang lain tanpa rasa malu. kita tunggu saja.