Belajar |
Saya selalu ngiler tiap melihat jepretan para travel blogger di blognya masing-masing, gambarnya selalu keren dan membuat saya ingin mengunjungi tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi. Saya pikir selain teknik fotografi yang telah mereka kuasai, mereka juga ditunjang dengan kamera yang mumpuni, DSLR atau apalah namanya kamera yang besar dengan lensa panjang itu. Saya selalu bermimpi punya kamera seperti itu. Tapi lebih ingin lagi membelinya dengan uang saya sendiri.
Tahun ini saya tepat berusia 20 tahun, dan selain diberi hadiah doa terindah dari Bapak dan Ibu, mereka juga memberi saya hadiah tambahan, Kamera. well mereka memang tak pernah bilang itu hadiah ulang tahun, mereka pun tak memilih kamera itu untuk saya, hanya memberikan uangnya dan saya bebas memilih sendiri kamera yang saya mau. Tak banyak, tapi cukup untuk memberi sebuah pocket kamera. Ada beberapa pilihan yang bisa saya ambil waktu memilih membeli kamera, semuanya jenis kamera saku dengan harga dibawah satu juta. Saya sempat berpikir untuk menabung dan membeli kamera dengan kualitas lebih baik ketika tabungannya nanti cukup. Tapi urung, karena saya bosan mengambil gambar dengan kamera 2.0 MP di handphone saya. Saya benar-benar ingin memiliki kamera dengan kualitas yang lebih baik, jadilah saya memilih membeli kamera pocket Fujifilm Finepix JX650. Harganya terjangkau ditambah lagi tambahan bonus Memory sampai 8 GB.
Setelah memiliki kamera pocket saya jadi rajin membaca tips memotret dengan kamera ini, tapi tak banyak, atau tak sebanyak tips memotret dengan kamera DSLR, tapi beberapa tips memang sangat membantu. Beberapa hari setelah membeli kamera ini pula saya membeli buku Travel Writer karya Yudasmoro, yang tulisannya sering saya baca lewat blognya. dalam buku itu ia menjelaskan tentang travel photography yang tak harus menggunakan DSLR, beberapa liputannya malah hanya menggunakan kamera handphone. Saya senang sekali membacanya :) karena kamera yang saya gunakan memang jenis pocket, walaupun bukan karena kepraktisannya. Saya menggunakan kamera pocket karena kamera saya hanya satu ini :).
Saya juga sempat menonton Agustinus Wibowo, seorang travel writer yang telah menulis beberapa buku perjalanannya di Asia Tengah, di acara tersebut ia berkata bahwa kamera yang ia gunakan saat traveling dulu adalah jenis kamera yang sesuai dengan saku mahasiswa. Kamera pocket.
Saya jadi yakin, memang tak harus mempunyai DSLR untuk membuat foto yang indah, walaupun keuntungan DSLR memang membuat foto menjadi lebih indah buat saya. Tapi akan lebih hebat kalau kita bisa mengambil gambar saat moment terbaik dan membuatnya menjadi foto yang membuat orang yang melihatnya tersenyum atau menahan mata untuk memandangnya agak lama. dengan kamera apapun itu. Sekarang ini yang bisa saya lakukan adalah belajar, belajar dan belajar.
Oya, ini bukan postingan antiDSLR, saya sendiri berharap suatu hari bisa memiliki kamera jenis itu :) Semoga suatu hari, Amin
Belajar :) |
Belajar |
Partner belajar saya : Tyas dengan Sony Cybershoot DSC-W630 |