Saya bertanya pada Mas Har [suami saya] tentang 10 hal yang ia suka dari saya, berikut jawabannya:
1. Suka Belajar
2. Banyak Ingin Tahu
3. Mudah Beradaptasi
4. Peduli sama Orang Lain
5. Tau banyak hal
6. Creative
7. Berdedikasi pada pekerjaan
8. Loyal (Gak itung-tungan; di kerjaan atau pertemanan)
9. Supel/Mudah Bergaul
10. Mandiri
Kenapa tanya Mas Har alih-alih jawab langsung sendiri, sepertinya saya sedang mencari dulu mana-mana dari 10 hal tersebut yang benar-benar saya suka, mana yang justru tidak terlihat orang lain hehe. Setelah mendapatkan jawaban Mas Har, saya sekarang semakin yakin dengan jawaban-jawaban berikut.
10 Hal yang saya suka dari diri saya:
1. Suka Belajar
Saya memang senang belajar hal-hal baru, I'm a self proclaimed generalist :'). Sebagai seorang generalis, penting banget buat saya untuk tau banyak hal walaupun sedikit-sedikit. Jadinya saya senang belajar hal baru.
2. Mandiri
Saya bahagia dengan relasi-relasi yang saya miliki saat ini. Relasi dengan suami, relasi dengan keluarga, relasi dengan teman-teman, tapi saya punya prinsip untuk harus bisa mandiri diatas relasi-relasi tersebut. Mungkin ini datang dari cerita personal juga kali ya, Bapak saya cukup lama sakit jantung dan akhirnya Ibu saya harus berjuang sendirian untuk biaya hidup kami sekeluarga. Sejak itu saya punya prinsip untuk jadi perempuan yang mandiri dalam banyak hal, tapi terutama dalam hal finansial, bahkan setelah menikah.
3. Kreatif
Di kantor saya sebelumnya, saya sering kali diajak brainstorming (walaupun tidak terlibat di projectnya secara langsung), karena saya dianggap kreatif oleh beberapa teman kerja. Saya cukup suka hal ini tentang saya, ini bikin saya gak terlalu bingung kalau sedang sendirian, atau kalau hari libur gak keluar rumah, selalu ada hal-hal kreatif yang bisa saya lakukan entah itu melukis, membaca, menulis, masak, berkebun. I keep my self busy with those activities.
4. Mudah Beradaptasi & Bisa Menempatkan Diri
Setelah bertemu beberapa orang dalam pertemanan dan dunia kerja. Saya cukup PD bilang kalau saya mudah beradaptasi dan punya self-awareness yang cukup baik. Ini membuat saya nyaman [penting banget] dan membuat orang di sekitar saya juga nyaman [penting banget].
5. Dedikasi ke Kerjaan
Dedikasi ke kerjaan ini dimention Mas Har dan saya senang banget dengernya :') Kalau kalian mikir dedikasi kerjaan ini adalah kerja 24x7 nonstop, no! bukan seperti itu haha. Saya pernah tulis di #30DWC hari satu kalau saya suka sekali bekerja karena saya jadi bisa aktualisasi diri. Saya juga suka banget kerja karena kerjaan-kerjaan yang selama ini saya jalani selalu membawa pintu-pintu rekeki yang gak pernah saya sangka. Ada pertemanan yang berharga, ada tawaran freelance, ada koneksi koneksi yang gak disangka-sangka. Belum lagi kerja tuh dapat cuan kan ya, dan cuannya bisa dipakai buat nabung, kasih ortu dan beli buku. Ya, saya memang sesuka itu sama kerja :'), tapi saya gak pernah suka kerja lepas jam 5 dan kerja ketika weekend, bisa dibilang ketika sekarang saya bilang saya suka kerja, faktor utamanya adalah kantor saya saat ini tuh kantor yang fair banget urusan kerjaan dan wellbeing pekerjanya.
6. Gak terlalu mikirin apa kata orang
Sejak punya anak, ada ribuan saran tentang bagaimana cara mengurus anak yang baik dari puluhan orang, yang kalau gak difilter jadinya malah pusing sendiri. Kata tetangga, kata orang tua, kata siapa kata siapa. Huaaah cape deh pokoknya. Tapi saya adalah tipe orang yang gak terlalu mikirin kata orang.
'Itu anaknya dipakein tindik dari kecil dong, biar gak disangka laki-laki'
'Itu anaknya dipakein kerudung dari kecil dong, biar biasa pas gede'
'Itu anaknya pakein topi'
'Kalo gendong jangan dipekeh gitu'
Dan bla-bla-bla lainnya :') Masih keinget, masiiih, tapi gak sampai jadi kepikiran overthinking gak bisa tidur terus mumet sendiri sama urusan itu :).
Saya bahkan gak bikin pengajian akikah, pengajian 4 bulanan, pengajian 7 bulanan, pengajian sebelum nikah, karena emang dasarnya gak suka rame-rame. Buat ngerhargain Ibu, saya tetap beli makanan buat dibagiin ke tetangga, akikah tetap bikin paket bingkisan untuk tetangga, tapi gak bikin acara dirumah.
Dan nope, saya gak terlalu mikirin kata orang apa. Dan saya cukup suka sama hal ini.
7. I prioritize My Self & My Family
Tahun ini [sambungan dari Tahun Lalu] jadi tahun yang unik karena ada banyak peran-peran baru yang nempel ke saya. Sebelumnya saya lumayan aktif dimana-mana, termasuk di komunitas-komunitas diluar kerjaan.
Ketika tahun ini boom terjadi ledakan yang membuat saya malah jadi mental breakdown, saya memilih memprioritaskan diri saya dan keluarga terlebih dahulu. [Asumsi Saya] Ini tuh bisa jadi dianggap sebagai keputusan yang selfish dan tidak bijaksana oleh orang lain, tapi saya tahu apa yang saya dan keluarga saya butuhkan.
Saya tidak pernah menyesali hal ini sampai sekarang. Saya juga akan terus menjadikan hal ini sebagai prinsip hidup agar tetap waras. Keputusan ini tentu saja saya simpulkan setelah beberapa sesi konseling.
8. Senang mendokumentasikan perjalanan hidup
Baik dalam jurnal, foto, tulisan di blog ataupun catatan-catatan di medsos, bahkan catatan baca di goodreads. Saya suka mendokumentasikan kisah-kisah saya, ketika saya baca lagi itu di satu hari ketika saya sedang down, tulisan tersebut kadang bisa membuat saya segar kembali.
9. Senang berbagi. Baca: ngajar
Saya suka banget ngajar :') That's why I enrolled teaching & education faculty at the first place. Baru belakangan (setidaknya 5 tahun kebelakang) saya sadar kalau ngajar tuh gak selalu harus didepan kelas, gak selalu harus buat banyak orang, gak selalu harus di sekolah.
Saya masih berkutat di bidang edukasi sampai sekarang karena saya suka mengajar, ngajarin sesuatu ke orang lain, bisa bikin saya bahagia dan saya suka sekali ini bisa jadi salah satu kekuatan saya.
10. Optimist yang realistis
Bertahun-tahun saya hidup sebagai seorang optimis mentok sampai saya belakangan sadar kalau saya tuh ada di fase toxic positif gituu :), sekarang saya masih hidup sebagai seoang optimis, saya cukup visioner, bisa melihat 5, 10 tahun lagi saya mau jadi apa, tapi saya juga realistis, tau diri untuk kesana saya harus ngapain. Gak jadi optimist mentok ini baiknya saya jadi bisa melihat beragam sisi, gak cuma enak-enak atau baik-baiknya aja. Gak jadi realist mentok, juga ada baiknya nih :), saya masih bisa ngedengerin cerita-cerita teman-teman saya dengan penuh antusiasme tanpa mempertanyakan ini kelanjutannya gimana, ini emangnya bisa sustain? (yang mana nyebelin banget kalau bukan konteks kerjaan) hehe.
--
Saya sedang ikutan Tantangan 30 hari menulis yang diinisiasi @readingsummary.
Kamu bisa ikutan juga loh dengan bergabung di grup telegramnya disini.