Review Asri - the house of my mother karya Shari Franke

Ada yang pernah mengikuti kasus Ruby Franke?


Ruby Franke, seorang Mom Vlogger/Momfluencer yang sukses banget di Amerika dengan lebih dari 2juta subscribers di Youtube dan banyak banget followers di Media Sosial, pada Agustus 2023 ditangkap kepolisian setempat karena melakukan kekerasan pada anaknya. 

Penangkapannya dramatis banget karena. Anak laki-lakinya disekap di rumah partner bisnisnya, dan kabur untuk minta tolong ke tetangga buat diantarkan ke kantor polisi. Tetangganya langsung telfon 911, paramedis dan polisi langsung datang dan menggeledah rumah partner bisnisnya Ruby, Judi Hildebrant dan menemukan satu lagi anak Ruby dalam keadaan kelaparan di sebuah ruangan kecil di rumah mewah tersebut. 

Kasus ini ramai sekali karena sebelumnya memang Ruby sempat mengunggah konten yang bikin dia dicancel sama subcribernya, ia  mengunggah video percakapan sama anak laki-laki tertuanya, Chad, dimana selama 7 bulan, Ruby ‘menghukum’ Chad dengan mengambil ‘tempat tidur’nya dan selama 7 bulan tersebut, Chad tidur di bean bag. Subscribersnya drop parah banget dan dia dihujat habis-habisan. 

Netizen di Amerika yang kepo juga banyak ngomongin mereka di Reddit, beberapa curiga sama gaya parentingnya Ruby yang terlihat melakukan ‘abuse’ ke anak-anaknya. 


Ketika kejadian penangkapan Ruby terjadi, boom, semua orang langsung ramai membahas tentang dampak family vlogging buat keluarga, terutama buat anak-anak. Beberapa bagian negara di Amerika juga belakangan semakin ketat mengatur aturan tentang privasi anak dalam konten-konten macam Family Vlogging ini. 

Ini bukan pertama kalinya anak jadi korban eksploitasi orang tua. Selama ini orang kan sering serba salah ya kalau ngomentarin konten-konten keluarga yang dengan gamblang menceritakan keseharian anak. 

Tapi sebenarnya bagaimana pandangan anak-anak yang jadi ‘korban’ eksploitasi ini sendiri?


The house of my mother

Awal tahun 2025, Shari Franke, anak pertama Ruby merilis sebuah autobiografi yang menceritakan apa yang terjadi pada keluarganya. Buku berjudul the house of my mother ini gak terlalu tebal, 319 halaman tapi mampu menjelaskan kurang lebih apa sih yang Shari rasakan sejak ia bisa mengingat moment bersama Ibu dan Ayahnya.

Buku ini mengisahkan bagaimana perasaannya ketika menjadi 1 dari 8 passenger yang kesehariannya ditampilkan orang tuanya di YouTube, bagaimana ibunya punya semacam dua wajah di depan dan di belakang kamera, bagaimana ia merasakan perubahan yang terjadi saat baru puber, dan yang paling signifikan merubah hidupnya: bagaiamana Ibunya bertemu Judi Hildebrant dan bergabung di ConneXion, yang merubah ia dan keluarganya lebih jauh lagi.

Lewat buku ini, Shari menceritakan latar belakang Ibunya, Ruby, yang karena ajaran di keluarga dan agamanya merasa callingnya ya sebagai Ibu. Gak heran ketika akhirnya Ruby memutuskan untuk punya banyak anak dan terlihat selalu bahagia ketika sedang mengandung anak-anaknya.

Ruby sendiri memulai semuanya dari blogging, ia menjadi mom-blogger yang sering sharing resep masakan, sharing tentang keluarga dan parenting. Di tahun 2015, melihat adik-adiknya sukses bikin YouTube Channel, Ruby memutuskan buat ikutan sharing keseharian keluarganya lewat video di YouTube. Dari awalnya subscribers kecil, lama-lama jadi banyaak sekali. Sampai terakhir angka tertinggi subscribersnya di 2,5juta! 

Ibu dengan kepribadian narsistik

Menurut Shari, Ibunya punya kecenderungan narsistik, dimana seluruh dunia sepertinya berputar untuk Ruby. YouTube dan Sosial Media, ngebantu nge-enable sifat Ruby ini dengan semakin menjadi-jadi. Ia ingin terlihat menjadi Ibu yang sempurna dengan gaya parenting yang ok dan perlu ditiru subscribersnya. 

Shari yang semakin beranjak remaja, juga makin belajar kalau dia justru bisa memanfaatkan celah ini. Kalau minta sesuatu, better minta didepan kamera aja, biar ibunya bilang iya. 

Ibunya juga mulai me’monitize’ anak-anaknya dengan menjanjikan Shari sekian dollar kalau ikut senyum dan baik-baik di video, serta ketika Shari akhirnya ikutan bikin Youtube, Ibunya minta komisi manajemen dari uang adsense yang masuk. Shari gak bisa ngomong apa-apa karena dia underage dan urusan rekening dan buka adsense memang dibawah kewenangan orang tuanya.

Bertemu Judi

Ruby yang terlihat cukup sukses dalam menjalankan parentingnya, ternyata bisa pusing juga sama kelakukan anaknya ketika beranjak remaja. Chad, anak laki-lakinya dianggap ‘nakal’ dan susah banget diatur, sehingga suatu hari ia tanya rekomendasi ke temannya, ‘harus diapain ya’?

Disitulah nama Judi Hildebrant muncul. Judi dikenal sebagai seorang life coach yang ahli banget buat mengubah perilaku-perilaku remaca semacam Chad. 

Gak lama, Chad dibawa ke sebuah ‘camp’ selama 3 bulan buat ‘dibantu’ bisa balik jadi anak yang penurut. Shari sejak awal merasa gak nyaman dengan Judi dan melakukan beberapa online research, menemukan beberapa anekdot gak ok tentang Judi dan coba buat ngomong ke Ibunya, tapi malah dipojokin dan dianggap gak mau melihat Chad berubah, gak lama Shari sendiri harus ikut 1:1 sama Judi dan disitu dia melihat betapa manipulatifnya Judi.

Bagaimana setelah baca bukunya?

Sepanjang baca buku, rasanya capek banget dan susah  buat gak ikutan kesal sama Ruby. Kalau kamu pernah ketemu orang yang punya kecenderungan Narsistik, mungkin kamu tahu betapa drainingnya ada di sekeliling mereka :’) jadi gak kebayang kalau sosok NPD malah kamu temukan di sosok yang harusnya jadi guardian, jadi protector dan jadi orang pertama yang bisa direach out kalau ada masalah.

Tapi walaupun temanya berat, Shari berhasil menuliskan memoarnya dengan sangat baik menurut saya. Ia mencacah bagian demi bagian buku sehingga tiap chapternya cenderung pendek, gak kepanjangan dan membosankan. 

Karena ia biasa nulis journal, kita juga akan menemukan beberapa catatan di journalnya. Ini menarik sekali karena kita bisa melihat apa yang Shari catat, kemudian bagaimana ia merefleksikan hal tersebut beberapa tahun setelahnya. 

Saya sangat merekomendasikan siapa saja buat baca buku ini karena sebetulnya family vlogging adalah konten yang banyak sekali kita jumpai (mungkin beberapa dari kita konsumsi) secara rutin. 

Belajar apa dari buku ini?

  1. Privasi anak penting banget 
  2. PENTING BANGET BUAT punya pasangan yang sama-sama aware sama kondisi anak. Gak iya-iya aja dan gak punya power buat melakukan apa yang harusnya dilakukan orang tua buat anak.
  3. Consent anak saat bikin konten-konten keluarga yang akan diunggah juga penting banget (+ diskusinya akan lebih panjang, karena bisa jadi anak kasih consent tapi gak benar-benar sadar konsekuensi ketika satu konten diunggah) 
  4. Hati-hati banget pilih teman dan circle (sudah sering sekali dengar dan baca cerita orang-orang yang ketemu cult aneh dan berakhir keluarganya bercerai berai)
Untuk diskusi dan dipelajari lebih lanjut

  • Etika posting kegiatan anak itu gimana? batasan boleh dan gak bolehnya seperti apa? apakah ada regulasi yang mengatur tentang ini? atau tiap orang tua harus punya kesadaran sendiri-sendiri untuk melindungi anaknya?
  • Apakah ketika ikutan nonton video family vlogging, kita ikutan jadi enabler yang bisa jadi kasih dampak buruk untuk anak-anak di video? (dalam kasus Shari, ia merasa followers ibunya tuh juga enabler)
  • Dari kasus ini, Amerika punya sistem yang cukup ok, walaupun tentu belum sempurna--mengingat laporan Shari awalnya gak ditindak lanjuti karena regulasi terbaru, tapi ada peran Negara buat bantu ngelindungin anak yang terbukti diabuse sama orang tuanya. Gimana di Indonesia? kalau ada anak-anak yang diabaikan dan dibiarkan kelaparan? Negara ngapain?

0 comments

leave yout comment here :)