Buku ini saya beli untuk menemani perjalanan kerja ke Lombok, Nusa Tenggara Barat. Perjalanannya singkat sekali, Senin subuh saya di Soekarno Hatta, penerbangan saya sebetulnya jam 9.20 WIB, jadi kesempatan menunggu dari subuh, saya gunakan untuk mampir ke Periplus. Disana, setelah menimbang galau, akhirnya membeli buku ini. Daaaaan sebuah pilihan yang tepat, karena buku ini akan jadi satu buku terbaik yang saya baca di tahun ini :')
Buku ini sepertinya sedang cukup ramai di linimasa Instagram saya, tapi seperti biasa, saya selalu skip atau melewatkan caption atau review buku yang belum saya baca :'), kebiasaan ini gak hilang sampai sekarang. Saya senang membaca caption orang lain tentang buku yang sudah saya baca, tapi menunda baca kalau itu buku yang belum saya baca, nanti deh, baca lagi setelah saya tamat baca biar merasa relevan.
Akhirnya, kesampaian baca buku ini diperjalanan kemarin. Baca ini lumayan ngebut, Rabu sore di perjalanan dari Bandara sampai Bandung, saya selesai membaca buku ini. Dengan agak penuh perjuangan karena sudah mulai gelap dan lampu travel tidak mungkin dinyalakan, hehe jadi senteran sekitar 30 menit untuk membaca buku ini.
Salama dan Perang Suriah
Buku ini ditulis menggunakan point of view tokoh utamanya, Salama. Seorang mahasiswa 19 tahun yang menjadi paramedis di Rumah Sakit Zaytouna, Homs, Suriah. Salama sebetulnya masih mahasiswa tingkat satu ketika perang dimulai, ia bahkan belum banyak melakukan praktek-praktek medis, bahkan ia sebetulnya bukan kuliah kedokteran atau keperawatan, ia mengambil jurusan farmasi dan amat sangat tertarik pada pengobatan dari bahan herbal, ia hapal tiap tumbuhan dan kegunaannya untuk tubuh manusia Namun karena tak banyak paramedis yang tersisa ditengah perang, ia akhirnya menjadi garda depan bersama paramedis lain yang tersisa di kota tersebut.
Perang Suriah dan awal mula perang tersebut berkecamuk menjadi latar penting dalam buku ini. Zoulfa Katouh, sang penulis, memang menuliskan di akhir buku kalau ia ingin menjelaskan pada dunia tentang apa yang terjadi di Suriah. Tentang bagaimana Salama tinggal hanya dengan Layla, sang sahabat yang juga kakak iparnya. Ayah dan kakaknya, dokter ternama di kota Homs, ditangkap tentara pemerintah karena mengikuti aksi unjuk rasa. Sang Ibu, tewas naas karena bom, tepat di rumahnya.
Sejak awal buku, kita diajak mengikuti trauma yang dihadapi Salama dan bagaimana ia berjuang untuk melakukan yang terbaik untuknya, Layla dan calon keponakannya agar bisa memiliki kehidupan yang lebih baik di luar Suriah.
Salama dan Kenan
Tak disangka-sangka, buku ini juga menawarkan genre romansa yang rasanya agak sulit dibayangkan mengingat kondisi semua orang yang sedang sulit saat perang.
Salama bertemu Kenan, seorang pemuda yang membawanya pergi ke rumahnya untuk melakukan operasi darurat untuk adiknya. Saat operasi selesai, kerusuhan terjadi di luar rumah Kenan, Ia terpaksa harus menginap di rumah Kenan bersama dua orang adiknya yang lain.
Saat itulah Salama menyadari bahwa Kenan adalah pemuda yang hampir saja menjadi suaminya, andai perang tak terjadi. Setahun sebelumnya, keluarga mereka berdua hampir bertemu untuk membicarakan pernikahan, namun hal tersebut tak pernah terjadi.
Sejak saat itu Salama dan Kenan menjadi tak terpisahkan. Menarik sekali bagaimana kehadiran Kenan bisa memberikan warna dalam kehidupan Salama.
Keinginan untuk pergi dari Suriah kali ini jauh lebih besar lagi, namun Salama tak hanya ingin menyelamatkan dirinya dan Layla. Ia ingin Kenan dan adik-adiknya ikut.
Namun saat itu pula konflik terjadi. Kenan tak mau pergi meninggalkan tanah air tercintanya.
Salama dan Layla
Tokoh penting dalam buku ini, juga tokoh penting dalam buku ini adalah Layla. Sahabat Salama sejak kecil. Layla menikah dengan Hamza, kakak Salama dan otomatis menjadi tanggung jawab Salama ketika Hamza ditangkap tentara pemerintah. Layla sedang hamil ketika ditinggal Hamza.
Trauma dengan kondisi perang dan kondisi kehamilannya, Layla tak pernah keluar dari rumah. Salama yang bekerja dan melakukan kegiatan lainnya.
Layla selalu menjadi teman cerita Salama dalam suka dan duka. Rumah yang Salama tinggali sekarang adalah rumah Layla dan Hamza. Salama pergi dari rumahnya sejak Ibunya meninggal.
---
Ada beberapa alasan mengapa buku ini jadi salah satu buku terbaik yang saya baca di tahun ini:
1. Mengenalkan saya pada Perang Suriah
Perang Suriah merupakan perang yang sering kali saya dengar namun tak pernah benar-benar saya tahu mengapa perang tersebut bisa terjadi. Setelah membaca buku ini, saya tak berhenti-hentinya googling dan membaca kisah perang Suriah yang sungguh memilukan. Saya tidak terbayang jika kondisi tersebut terjadi di Indonesia. Apa yang terjadi kalau waktu orde baru, Soeharto tak mundur dan membuat kondisi di Indonesia sekacau Suriah? Mengerikan sekali rasanya membayangkannya. Gara-gara buku ini juga, saya akhirnya membeli sebuah buku, The Bok Collectors of Daraya, sebuah buku yang menceritakan kisah empat puluh orang yang mengumpulkan buku-buku yang tersisa setelah bom meledak di kota mereka.
2. Kepedihan Salama sebagai korban perang
Buku ini benar-benar menggambarkan dengan baik betapa perihnya hidup di tengah peperangan. Melihat sarana prasarana, rumah, fasilitas umum hancur is one thing, tapi kehancuran kehidupan seseorang yang tak terlihat? mungkin dampaknya lebih fantastis, membaca kisah Salama, bisa jadi sarana untuk kita memahami bagaimana perang bisa menghantui hidup seseorang. Menhancurkannya secara perlahan, dan perlu bertahun-tahun waktu untuk kembali pulih.
3. Kisah Salama dan Kenan
Kisah Salama dan Kenan sebetulnya membuat saya agak deg-degan. Romance ditengah perang :') Saya sudah siap dengan ending apapun yang ditulis untuk Salama dan Kenan. Namun entah itu ending yang menyenangkan atau menyedihkan, saya jatuh cinta dengan kisah mereka sejak awal dan sepanjang prosesnya di buku ini :')
---
Buku As Long As The Lemon Tree Grows saat ini sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia! Kamu bisa beli di marketplace atau toko buku kesukaan kamu!
2 comments
hai, asri. saya suka tulisanmu
BalasHapusHalo! Terima kasih yaa sudah membaca tulisan saya :)
Hapusleave yout comment here :)