Halo semua! Waktunya kembali mereview buku! Akhir pekan dua minggu lalu saya membaca sebuah buku yang sudah saya beli dari tahun lalu, tapi saya anggurin karena tahu ceritanya bakal super sadis :') Tahun kemarin saya di racunin buat baca buku-buku Akiyoshi Rikako sama Kak Ketty setelah baca karya-karya Minato Kanae (yang tidak kalah sadis huaaah), kadang saya bertanya-tanya sendiri apa sih yang saya cari dari baca novel-novel macam ini :')), tapi keseruan dan rasa penasaran akan alur cerita membuat pertanyaan saya sering hilang, haha baca mah ya udah baca aja As :')
Blurb
Ini sepertinya kalau saya yang bikin blurb bakalan malah spoiler deh, jadi saya tuliskan blurb di belakang buku aja ya:
Terjadi pembunuhan mengerikan terhadap seorang anak laki-laki di kota tempat Honami tinggal. Korban bahkan diperkosa setelah dibunuh.
Berita itu membuat Honami mengkhawatirkan keselamatan putri satu-satunya yang dia miliki. Pihak kepolisian bahkan tidak bisa dia percayai.
Apa yang akan dia lakukan untuk melindungi putri tunggalnya itu?
Dari blurbnya saja sudah amat mengerikan bukan? membayangkan ada orang bisa membunuh bahkan memperkosa anak dibawah lima tahun saja saya tak sanggup :'(
Review (+curhat)
Nah sejujurnya seusah banget buat bikin review buku ini tanpa spoiler (buat saya) karena ini plot twistnya luar biasa gila. But here we go.
Ada beberapa tokoh utama di buku ini. Pertama Honami, seorang Ibu yang tinggal di Kota di tempat terjadinya pembunuhan. Di Bab Pertama, kita akan banyak membaca background kecemasan Honami terhadap kasus ini. Ia dulu susah sekali mau punya anak, karena memiliki penyakit reproduksi. Ia mencoba terus menerus untuk punya anak hingga akhirnya bisa hamil di usia 43 tahun.
Lalu ada Makoto, anak kelas 2 SMA, pemain dan pelatih Kendo untuk anak-anak TK dan SD di Balaikota. Ia sering disebut sebagai 'sensei' yang baik oleh anak-anak kecil ini, it's a bit spoiler [tapi juga enggak], di bab ketiga kita akan membaca kalau Makoto adalah tersangka dari pembunuhan anak yang terjadi belakangan.
Tokoh lainnya adalah detektif yang bertugas untuk menangani kasus ini. Sebetulnya ada banyak detektif yang bertugas, namun dua detektif ini yang paling disorot dalam buku. Pertama Tanizaki, detektif perempuan yang masih muda dan masih sangat semangat dalam menangani kasus-kasus yang datang padanya. Kedua, Detektif Sakaguci, detektif laki-laki yang sudah lebih tua, sering melakukan hal-hal yang dianggap kolot oleh Sakaguci, namun beliau adalah detektif yang berpengalaman, terlihat dari saran-saran yang ia berikan kepada Tanizaki. Mereka berdua agak gak akur di awal-awal buku, anyway.
Oiya, nantinya akan ada dua kasus pembunuhan anak yang berbeda di buku ini, buat seorang Ibu seperti saya, sebenarnya ini cukup trigering loh bacanya! :') mana eksplisit banget pembunuhan keduanya huhu.
Apakah buku ini menghibur? Iya kalau kamu suka baca cerita misteri, in my case saya sukaaa cerita misteri, tapi ini terlalu sadis!!! untuk yang ga suka cerita misteri dan gak suka cerita sadis pula, saya sangat tidak merekomendasikan buku ini.
Nah nilai tambahan lain dari buku ini adalah plot twist yang luar biasa brilian! Huah, pecinta plot twist pasti memuja buku ini :') habis baca endingnya saya baca-baca ulang halaman-halaman pertama dan merasa ditipu mentah-mentah sama penulisnya haha. Briliant sekali sih memang.
Kritik Sosial tentang Undang-Undang Kekerasan Seksual
Buat saya ini adalah highlight paling menarik dibuku ini. Apalagi kritik sosial ini juga amat relevan di Indonesia yang belum punya undang-undang anti kekerasan seksual. Seminggu setelah saya selesai membaca buku ini, saya membaca kabar tentang seorang Dekan di Universitas Negeri di Sumatera yang dibebaskan dari tuduhan pelecehan seksual karena tidak ada bukti yang cukup. It's sad though!
Nah dibuku ini kita akan diajak menyelami perasaan seorang korban kekerasan seksual, bagaimana ia hidup dalam ketakuatan, perasaan cemas tak karuan, juga bagaimana keluarganya menanggapi hal tersebut :'(/
Menurutku Akiyoshi Rikako amat sangat keras mengkritik sistem hukum untuk pelaku kekerasan seksual lewat tokoh-tolohnya, pun lewat aksi pelaku yang memperlihatkan kalau kekerasan seksual itu kejahatan yang gak berhenti disatu titik saja. Ada trauma yang dialami korban, ada resiko-resiko setelah itu seperti kehamilan, kelahiran anak yang tidak direncanakan, keluarga yang bercerai berai, hingga dendam yang berujung permbunuhan.
Selain dilihat dari sudut pandang korban, buku ini juga memiliki tokoh polisi perempuan yang berpikiran terbuka terkai kasus kekerasan seksual. Justru dari Tanizaki saya belajar banyak tentang UU Kekerasan seksual di Jepang.
Mau Baca lagi gak?
Waduh, saya sih tidak berniat membaca lagi buku ini huhuwa, terlalu mengerikan. Sekali saja deh cukup, ini pun sepertinya buku fisiknya mau saya preloved-kan saja saking tak ada keinginan untuk membaca buku ini kembali :')))))
2 comments
Makasih kak atas reviewnya
BalasHapusSama samaaaa
Hapusleave yout comment here :)