Wizard Bakery, gambar milik www.asriswear.com |
"Hati-hatilah dengan permohonanmu"
----
Hiyaks, novel pertama yang tamat saya baca di Maret!
Setelah dibuat bingung dengan banyak timbunan TBR, saya masuk ke fase reading slump dan hanya nyaman membaca komik :'), Saya membaca Nodame dan Spy x Family, padahal sudah janjian mau buddy reading Wizard Bakery bareng Kak Ketty. Tapi senang akhirnya memutuskan membaca buku ini di waktu yang tepat. Karena walaupun covernya cantik dan manis sekali, tapi isinya lumayan 'dark' nih, saya gak yakin sanggup membaca disaat sedang down :')
Tentang Buku
Judul: Wizard Bakery
Penulis: Gu Byeong-Mo
Penerjemah: Iingliana
Pertama terbit: 2009
Versi Indonesia pertama terbit: 2021
ISBN: 9786020657394
Jumlah halaman: 208 halaman
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Blurb
Buku ini bercerita tentang kehidupan seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun yang 'tidak betah' di rumah karena perlakuan Ibu sambungnya yang kurang mengenakkan dan Ayah kandungnya yang sama sekali tidak mendukungnya. Ia selalu memikirkan untuk keluar dari rumah seegera mungkin ketika sudah bisa mencari uang, hingga timbul satu kejadian yang menjadikannya 'tersangka' kejadian tersebut di rumah. Ia kemudian kabur dari rumah ke sebuah Toko Roti langganannya di dekat Apartment tempat ia tinggal.
Toko Roti ini, ternyata bukan toko roti biasa, tapi merupakan toko roti ajaib. Pemiliknya adalah seorang penyihir, Ah! Toko ini menjual beragam roti termasuk roti-roti ajaib dengan khasiat yang luar biasa aneh. Misalnya ada Biskuit Kayu Manis Iblis yang jika diberikan kepada orang yang tidak kamu sukai, kapasitas mental orang itu akan kacau selama kurang lebih dua jam berikutnya dan akan melakukan kesalahan dalam setiap tindakannya.
Sejak kabur dari rumahnya, anak laki-laki tersebut mengurus web pemesanan kue dan roti ajaib tersebut. Ia hidup bertiga bersama penyihir pemilik toko dan pelayan toko yang berwujud manusia hanya jika siang datang. Walaupun kehidupan sepertinya kacau, ia amat suka tinggal di tempat ini. Padahal ia amat benci roti. Roti membuatnya muak.
Tak seindah covernya
Buku ini, teman-teman sangat jauh dari gambaran covernya yang bergambar kue cantik :') membacanya rasanya melelahkan sekali ya ampun. Makanya saya amat menyarankan teman-teman membacanya ketika sedang dalam kondisi baik-baik saja.
Si Anak laki-laki di buku ini mengalami hal-hal buruk dalam hidupnya sejak ia kecil. Menyaksikan hal tak mengenakkan pada ibunya ketika berusia 5 tahun, memiliki Ayah yang cuek sekali belum lagi perilaku Ayahnya yang unforgivable buat saya! Eh dapat pula Ibu baru yang asumtif dan curiga pada beragam situasi.
Mungkin hal yang menyenangkan dari buku ini adalah deskripsi kue-kue cantik di toko Wizard Bakery. Tapi karena saya kurang akrab dengan dunia baking, jadinya gak kegambar betul juga sih hehe, buku ini genrenya Magical realism (sepertinya), dimana ada campuran kisah yang rasanya tak mungkin terjadi di dunia, seperti penyihir yang menjual kue dengan beragam khasiat. Mungkin karena saya tak bisa banyak berimajinasi dengan buku ini saya sampai mikir, ini mirip pelet dan santet online gitu kali ya kalau disini, cuma bentuknya kue hehe.
Tema yang Triggering
Membaca buku ini, tak jauh dengan jeda membaca buku Happiness Battle, membuat saya bertanya-tanya apakah isu Pelecehan Seksual santer sekali ya di Korea Selatan, sampai buku-buku seperti ini banyak dibaca dan cukup laku, tapi sebenarnya gak hanya di Korea Selatan ya, buku Minato Kanae yang saya baca juga beberapa menangkat isu Pelecehan Seksual utamanya pada anak. Walaupun sudut pandangnya amat menarik, ada yang memberikan sudut pandang teman-teman pelaku, sudut pandang anak pelaku, sudut pandang tertuduh yang tidak melakukan apapun, tapi isu ini banyak berulang.
Saya jujur agak cukup terganggu dengan isu ini karena pernah memiliki pengalaman pribadi yang membuat saya amat tidak nyaman, ini at some level bisa triggering banget penyintas-penyintas pelecehan seksual sih buat saya. Disatu sisi membuat orang aware kalau ada loh hal-hal seperti ini! ini benar-benar terjadi di sekitar kita, tapi kalau terlalu banyak juga membuat saya berpikir, duh apa ini hanya tren saja ya kalau menerjemahkan buku Asia dengan tema ini? Atau bisa jadi sayanya aja yang kebetulan baca buku Asia tapi nemunya tema-tema ini terus :')
Setiap membaca buku-buku dengan tema ini selalu diingatkan kalau hidup gak selamanya indah lancar mulus, ya gitu kurang lebih. Tapi exhausting sekali bacanya walaupun hanya 200 halaman dan saya habiskan sekali duduk (sekali tiduran deng) sambil nunggu Drama Korea saya tayang jam 09.30 malam.
Rating Buku
3 dari 5 bintang! hehe, saya cukup menikmati magical realism tapi ini terlalu bikin capek wkkk.
2 comments
Wow.... beneran gak tau kalo ternyata isinya dark gitu... Padahal kalo liat blurbnya dan juga cover-nya gak kebayang sih bakal ngangkat tema yang agak berat gitu. Aku pikir buku ini emang kayak balas dendam gitu isinya, kirain mirip-mirip dengan drama korea The Witch's Diner ternyata jauh beda ya... Makasih untuk reviewnya Kak!
BalasHapusIya kak, aku belum nonton The Witch's Diner kebetulan :') tapi baca buku ini emang cape banget sih dari awal sampai akhir ngikutin kisah hidup tokoh utamanya dari dia kecil :'))
HapusMakasih juga sudah mampir, Kak Tika
leave yout comment here :)