Songkhla Diary No. 3
|
Mnora Show
|
Saya baru seminggu di Songkhla, sebuah provinsi di Selatan Thailand. Tapi saya tahu dalam beberapa hal Songkhla lebih maju dari Indonesia. Terutama Bengkulu. Salah satu hal yang ingin saya share dalam posting ini adalah perhatian pemerintahnya terhadap kebudayaan daerah.
Jadi ceritanya sabtu lalu saya kembali diajak acan Kae dan Acan Fon mengunjungi sebuah taman di Songkhla, saya lupa nama thailandnya, tapi acan Kae selalu menyebut Songkhla Park, tempatnya di sebelah Songkhla Hospital. Saya kira kami hanya sekedar sight seeing (baca : belanja). Soalnya tempat ini juga agak mirip pasar malam dari luar. Waktu masuk ke taman ini, ternyata ada pagelaran budaya yang dengan panggung yang sangat megah yang akan digelar, pangungnya super. Maksud saya untuk pagelaran budaya gratis yang bisa ditonton oleh semua masyarakat ini benar super.
|
Mnora show
|
Kami datang tepat waktu sebelum pertunjukan pertama dimulai, namanya Mnora, sebuah tarian khas Thailand selatan. Penarinya adalah anak-anak usia SD, acan fon bilang mereka memang anak SD, dan semua yang akan tampil adalah pelajar. SD, SMP atau SMA. Jadi pemerintah memberdayakan pelajar supaya anak-anak muda Thailand juga mengerti kebudayaannya sendiri.
|
Nangtalung role
|
Tarian kedua adalah tari kipas, disini disebut Rong Nggong. Agak kurang seru sih kalau dibandingkan dengan Tari Kipasnya Indonesia :). Setelah itu ada Penampilan Nangtalung (wayang hitam Thailand) yang diperankan oleh dua anak SD, mereka melucu dan walaupun saya tidak mengerti bahasanya, sepertinya benar-benar lucu, soalnya penonton tertawa lepas sekali. Mereka berdua merupakan dua orang siswa disekolah muslim yang membuka penampilan tarian melayu teman-teman mereka. Tari Melayunya juga keren :) Mirip tarian di Indonesia, dan melihat puluhan siswa muslim diatas panggung, dengan jilbab dan sarung khasnya, saya jadi salut dengan masyarakat Thailand (yang mayoritas Budha : 93%) tapi masih menghargai dan menerima perbedaan.
|
Malayu Dance
|
sebenarnya masih banyak penampilan yang akan ditayangkan. Tapi saya harus pulang lebih awal :) maklum nebeng. Kami juga sempat berputar dipasarnya, ternyata yang dijuala adalah makanan khas thailand, jajanan ringan dan produk OVOP. yap. one village one product. semuanya handmade. Harganya memang agak sedikit mahal, tapi kualitasnyanya top dan kemasannya sangat kreatif.
|
Semacam wayang kalau di Indonesia
|
Karena keterbatasan bahasa Inggris acan Fon dan acan Kae, saya kurang mengerti berapa kali pagelaran ini digelar, mereka hanya menyebut 3 kali, entah dalam seminggu, atau sebulah. Yang pasti pagelarannya gratis. Dan jika kita membawa kendaraan pun bayarnya gratis :) itu kenapa saya bilang untuk urusan ini Indonesia perlu belajar. di Indonesia, tak banyak ruang publik untuk pertunjukan daerah, disini tak hanya di songkhla park, di beberapa pasar malam pun ada panggung pagelaran budaya. Padahal budaya Indonesia jauh lebih kaya dan melimpah dari budaya disini.
|
Seorang anak yang dibawa berjualan Ibunya, bermain Nangtalung. Apresiasi budaya sejak dini :) |
6 comments
itu wayangnya mirip bgt sama di jawa yaa tulisannya juga mirip2 aksara jawa haha
BalasHapusiya hehe #sama2 ga ngerti :D
HapusJust enjoy the show ;)
BalasHapuspasti :D
Hapusnew experiences in your life, congratulations. .. like it,, :)
BalasHapushhe makasih udah mampir fikri :D
Hapusleave yout comment here :)