Bilik yang biasanya Ramai pengunjung, sekarang hanya ada dua orang didalamnya |
Tidak ingin rugi karena sujah jauh ke Gasibu pagi-pagi, kami mencari tempat untuk sekedar cuci mata pagi ini. Akhirnya kami memutuskan untuk memutar arah ke kanan gasibu, sekitar 100 meter dari sana, yap. Museum Geologi. Sebenarnya saya sudah sering kesini, tahun lalu dan dua tahun lalu saya juga mampir kesini tiap ke Bandung, tapi tak ada salahnya kan datang berkunjung lagi :).
Ternyata sekarang masuk museum ini tak lagi gratis, tapi jangan khawatir, tiketnya hanya 2.000 rupiah saja untuk pelajar dan mahasiswa. Dan ternyata, kami terlalu pagi datang kesini, museum memang sudah dibuka tapi tak ada pengunjung sama sekali, tadinya saya ingin berkeliling di ruang geologi terlebih dahulu, yang ada stalaktit dan stalagmit, tapi ternyata biliknya sedang direnovasi, jadi kami masuk ke ruangan yang sebenarnya cool jika dihari-hari biasa ketika banyak pengunjung. But because it's just two of us, it's spooky. Berada ditengah fosil-fosil super besar dengan keadaan ruangan yang sangat sepi, saya berasa berada di Film Night at the museum, tapi karena ini pagi yeah it's called morning at the museum.
Sebenarnya saya ga pernah bosan datang ke Museum, tapi karena tadi pagi benar-benar horror kami memutuskan untuk mempercepat kunjungan, toh memang tak banyak yang bisa dilihat saat bilik geologi sedang di renov.
The Legendary Tyrex |
Prehistory of Life |
Never Bored Sight Seeing at the Museum :) |
Gedung Merdeka, 1955 |
Setiap
yang pernah belajar sejarah di SMP atau
SMA pasti pernah mendengar tentang Konferensi Asia Afrika. Yap. Konferensi ini
menjadi penting karena diadakan pertama kali di Indonesia tepatnya di Kota
Bandung. Indonesia juga menjadi satu dari lima Negara sponsor yang mempelopori
Konferensi Asia Afrika.
Konferensi
ini dilaksanakan pada tahun 18-24 April 1955 ketika seluruh dunia sedang panas
akibat adanya perang dingin antara blok barat dengan blok timur. Konferensi ini
berlangsung di Gedung Merdeka. Gedung bergaya art deco yang dibangun Wolff
Schoemaker tahun 1921 sebagai tempat perkumpulan orang eropa yang awalnya
bernama Societeit Concordia, pada masa penjajahan Jepang Gedung ini berganti
nama menjadi Dai Toa Kaikan dan gedung ini direnovasi menjelang KAA kemudian
oleh Presiden Soekarno diubah nama menjadi Gedung Merdeka.
Museum
ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 24 April 1980 sebagai puncak acara
peringatan 25 Tahun KAA, sekarang Museum ini masih dibuka dan direnovasi
terakhir pada tahun 2005 bertepatan dengan peringatan 50 Tahun KAA.
Mumpung
ada di Bandung saya tak akan menyiakan kesempatan kali ini, dulu saya sempat
datang tapi museumnya tutup, lagipula tidak seperti Museum pada umumnya yang
pintunya terbuka lebar dan terdapat satpam atau petugas didepan pintu atau
gerbang, Museum ini terlihat seperti kosong tak berpenghuni hanya tulisan Open
disalah satu pintu dan tugu yang berisi waktu kunjungan menandakan bahwa Museum
tersebut buka, pintunya pun tertutup harus kita sendiri yang membukanya.
Tanda tangan pimpinan negara peserta KAA |
Begitu
masuk kita akan langsung disuguhi Ruang Pameran Tetap dimana terdapat miniature
dan patung saat konferensi berlangsung, lalu foto documenter peristiwa yang
melatar belakangi KAA, Pertemuan Tugu, Konferensi Bogor, KAA dan dampaknya
setelah KAA terselenggara bagi dunia Internasional, juga ada profil tokoh
Indonesia dan Negara lain yang terlibat dalam KAA. Semuanya dimuat dalam format
multimedia, seperti foto lebar ketika Presiden Soekarno sedang berpidato, di
bawahnya terdapat tombol dan tanda ‘tekan untuk mendengar pidato presiden’
sayangnya saat ditekan, taka da suara yang keluar. Diruang pameran ini juga
terdapat berbagai potongan surat kabar dari seluruh dunia tentang KAA, buku dan
tulisan mengenai KAA.
Masuk
ke bagian dalam, lebih sepi karena taka da petugas dan pengunjung lain, mungkin
karena saya datang berkunjung disaat yang yang tidak ramai, hanya saya berdua
dengan adik saya dan turis dari China (kalau mendengar percakapan mereka). Kami
masuk ke Aula Utama tempat berlangsungnya konferensi, disana terdapat gong
besar dan bendera seluruh Negara KAA yang tentunya lebih banyak dari saat KAA
pertama dilaksanakan. Untuk ruangan sebesar itu dengan kursi yang berderet
rapi, saya merinding, entah karena terbawa suasana sejarah tempo dulu atau
kondisi ruangan yang memang kosong.
Mudah
untuk datang berkunjung kesini, bagi anda yang datang dengan keluarga atau
kerabat tidak dikenakan biaya sedangkan untuk rombongan Sekolah atau kelompok
yang lebih dari 25 orang serta Pengunjung berkebutuhan khusus harus melakukan
reservasi sebelumnya. Terdapat juga pemandu yang bisa memandu anda menikmasti
wisata sejarah KAA dalam bahasa Indonesia, Inggris dan Perancis, tapi untuk
yang satu ini anda juga harus melakukan reservasi.
Berikut
Waktu Buka Musium KAA
Selasa
– Kamis :
09.00 – 17.00
Jumat :
14.00 – 18.00
Sabtu
– Minggu : 09.00-17.00
Senin
dan Hari libur nasional : Tutup
Untuk
Jalur angkutan umum anda bisa mencari angkot atau bis kota dengan tujuan alun-alun
bandung, dari alun-alun hanya perlu berjalan sekitar 100 meter. Atau mencari
angkutan umum yang melewati perempatan braga-naripan, dari sana anda juga hanya
perlu berjalan sekitar 100 meter menuju museum ini.
Masih sama, awalnya coret-coret ga jelas ga ada kerjaan, bikin karakter worwor di photoshop. Ga banget sih gambarnya, tapi saya suka :) terus mulai coret-coret di buku gambar, pakai pensil warna dan scan lanjut edit lagi di photoshop.
Well, belum nemu cerita dan judul jelasnya sih, tadinya cuma mau bikin petualangan WorWor, tapi nambah karakter Wori, ada orang tuanya WorWor segala, akhirnya bener2 nambahin sahabat-sahabat lainnya. Ada WorWor, Wori, Tom si Tomat, Agung si Jagung sama Jaja si Jambu.
Well, belum nemu cerita dan judul jelasnya sih, tadinya cuma mau bikin petualangan WorWor, tapi nambah karakter Wori, ada orang tuanya WorWor segala, akhirnya bener2 nambahin sahabat-sahabat lainnya. Ada WorWor, Wori, Tom si Tomat, Agung si Jagung sama Jaja si Jambu.
Nah, sampai sekarang masih bingung ceritanya gimana :) |
![]() |
Judul sementaranya : Petualangan 5 Sahabat :) |
POPULAR POSTS
Arsip Blog
-
▼
2025
(13)
- ▼ April 2025 (2)
- ► Maret 2025 (2)
- ► Februari 2025 (3)
- ► Januari 2025 (6)
-
►
2024
(8)
- ► November 2024 (1)
- ► Agustus 2024 (1)
- ► April 2024 (3)
-
►
2023
(17)
- ► November 2023 (1)
- ► September 2023 (1)
- ► Maret 2023 (2)
- ► Februari 2023 (2)
- ► Januari 2023 (3)
-
►
2022
(52)
- ► Oktober 2022 (2)
- ► September 2022 (12)
- ► Agustus 2022 (2)
- ► April 2022 (7)
- ► Maret 2022 (5)
- ► Februari 2022 (6)
- ► Januari 2022 (3)
-
►
2021
(35)
- ► Desember 2021 (5)
- ► November 2021 (1)
- ► Oktober 2021 (1)
- ► September 2021 (4)
- ► Agustus 2021 (3)
- ► April 2021 (1)
- ► Maret 2021 (2)
- ► Februari 2021 (6)
- ► Januari 2021 (6)
-
►
2020
(13)
- ► Desember 2020 (3)
- ► Agustus 2020 (4)
- ► April 2020 (1)
- ► Maret 2020 (1)
- ► Februari 2020 (1)
-
►
2019
(14)
- ► November 2019 (1)
- ► Oktober 2019 (1)
- ► September 2019 (1)
- ► Agustus 2019 (2)
- ► Maret 2019 (3)
- ► Februari 2019 (2)
- ► Januari 2019 (2)
-
►
2018
(15)
- ► Desember 2018 (4)
- ► November 2018 (1)
- ► Maret 2018 (3)
- ► Januari 2018 (2)
-
►
2017
(20)
- ► November 2017 (2)
- ► Oktober 2017 (3)
- ► September 2017 (2)
- ► Agustus 2017 (4)
- ► Januari 2017 (2)
-
►
2016
(65)
- ► Desember 2016 (2)
- ► September 2016 (2)
- ► Agustus 2016 (3)
- ► April 2016 (25)
- ► Februari 2016 (1)
- ► Januari 2016 (1)
-
►
2015
(29)
- ► Desember 2015 (3)
- ► September 2015 (2)
- ► Agustus 2015 (13)
- ► Maret 2015 (2)
- ► Februari 2015 (1)
- ► Januari 2015 (3)
-
►
2014
(29)
- ► Desember 2014 (8)
- ► November 2014 (6)
- ► Oktober 2014 (2)
- ► September 2014 (2)
- ► Februari 2014 (6)
-
►
2013
(66)
- ► Desember 2013 (1)
- ► November 2013 (5)
- ► Oktober 2013 (7)
- ► September 2013 (7)
- ► Agustus 2013 (15)
- ► April 2013 (5)
- ► Februari 2013 (3)
- ► Januari 2013 (9)
-
►
2012
(6)
- ► November 2012 (4)
- ► Oktober 2012 (2)
-
►
2011
(8)
- ► Oktober 2011 (4)
- ► September 2011 (1)
- ► Maret 2011 (3)
Goodreads
Asri's books





Setelah membaca ini sampai selesai malam ini. Jadi paham kenapa Allah bilang kalau Kisah Yusuf ini salah satu kisah terbaik dalam Quran.
Ada terlalu banyak pelajaran berharga dari kisah Yusuf. Dr. Yasir Qadhi mengawali buku ini dg sebab...

Cari Blog Ini
Kamu pengunjung ke
Diberdayakan oleh Blogger.