Hari ini saya harus ke kantor saya di daerah Dago untuk mengambil barang, sebagai anak Cimahi yang ke Bandung sesekali saja, sayang rasanya kalau langsung pulang, jadi saya meminta Mas Har menemani saya pergi ke sebuah tempat yang sudah lama sering muncul di explore Instagram saya. Sekalian Mas Har juga harus menepi untuk Sholat Jumat. Jadi pergilah saya ke Nimna Book Cafe.
Nimna Book Cafe ada di Jalan Sukahaji. Lumayan jauh sebetulnya kalau dari Dago ya, 20 menitan naik motor. (Sejak balik lagi ke Cimahi saya merasa 20 menit di jalan itu lama hehe, padahal waktu di Jakarta 20 menit di jalan itungannya dekat ya). Tempatnya tidak jaduh dari Kampus UPI, kalau teman-teman dari luar kota dan berkunjung ke Lembang, Nimna lokasinya tidak jauh dari Lembang. Jadi mungkin bisa mampir sekalian turun pulang.
Begitu masuk, saya langsung pesan kopi hazelnut kesukaan saya dan Mas Har. Satu kopi saja karena kami berdua sebetulnya sangat kenyang, mau makan dan minum banyak tidak sanggup rasanya. Kopinya lumayan enak! walaupun hirearki kopi hazelnut favorit saya tetap point cafe-nya Indomaret dekat rumah hehe, tapi kopi Hazelnut di Nimna layak dicoba nih, mungkin agak sedikit kurang manis saja buat Mas Har yang suka sekali kopi hazelnut manis. Tapi buat saya pas. Semoga di kesempatan berikutnya bisa cicip makanannya juga :).
Sejak masuk kafenya, saya sudah tidak tahan ingin gegeratak koleksi buku Nimna, ada buku dan komik apa saja disini. Ternyata banyak sekali dan beragam genrenya. Komiknya banyak dan koleksi Detekfit Conannya sampai nomor 80an sekian. Tapi yang paling menarik buat saya adalah: koleksi buku-buku Umberto Eco.
Saya menemukan nama Umberto Eco dari buku-buku Dea Anugrah. Hidup Begitu Indah dan Hanya Itu yang Kita Punya dan Kenapa Kita Tidak Berdansa. Nama Eco sering disebut Dea disini, sama halnya seperti nama Gabriel Garcia Marquez dan Ernest Hemmingway. Mau tidak mau saya jadi penasaran ingin membaca karya penulis-penulis tersebut. Untuk karya Marquez dan Hemmingway, saya sudah mengunduh e-booknya di Gramedia Digital, sementara untuk Umberto Eco, saya tidak bisa menemukan ebooknya. Mungkin ada kalau beli di Kindle atau Google Playbook ya, tapi karena ingin kenalan dulu, jadi belum dulu (hehe).
Ada tiga buku Umberto Eco yang saya temukan disini: The Name of The Rose versi Bahasa Indonesia, Tamasya Dalam Hiperrealitas versi Bahasa Indonesia dan versi Bahasa Inggris dari buku The Mysterious Flame of Queen Loana. Karena memegang bukunya langsung, saya jadi mencari tahu sekilas tentang Umberto Eco. Meskipun bukunya yang paling terkenal adalah The Name of The Rose, saya sepertinya penasaran dengan judul terakhir: The Mysterious Flame of Queen Loana yang bercerita tentang seorang penjual buku-buku antik. Dia kehilangan sebagian ingatannya karena stroke, tak bisa mengingat namanya dan keluarganya namun bisa mengingat cerita-cerita dari buku yang pernah ia baca. Menarik ya?
Nimna Book Cafe ini tempatnya asyik untuk dikunjungi bersama anak loh! ada pojok lesehan di ujung yang isinya memang banyak buku anaknya. Namun saya personally malah sepertinya lebih ingin sendirian kalau kesini lagi :) Vibenya nyaman buat pembaca, gak berisik dan tenang sekali. Kalau membawa anak dan anak kita mungkin moodnya sedang tidak baik, malah jadi mengganggu pengunjung yang lain.
Tapi kalau teman-teman ingin coba bawa anak boleh juga loh! Gak ada larangan kok dari pihak Nimnanya!
Oiya ada satu hal yang menarik nih di Nimna. Jadi ada satu buku catatan yang bisa dicoret-coret oleh pengunjung. Ini seru banget :') saya baca beberapa tulisan disini dan senyum-senyum sendiri dibuatnya. Jadi berasa dapat semangat dari orang yang tidak kita kenal tapi kita tau punya frekuensi yang sama karena pernah datang kesini.
Saya merekomendasikan sekali tempat ini untuk teman-teman yang suka membaca, suka buku atau sedang cari tempat ngopi dan kerja yang tenang di Bandung. Silakan mampir teman-teman!